O W C H I D O W C H I
OWCHIDOWCHI DAN SEGALA MACAM TULISAN ANEHNYA
Rabu, 17 Agustus 2011
Chicken Cordon Bleu
Bahan:
2 dada ayam, tanpa kulit
2 lembar irisan roast beef (daging sapi panggang)
2 sdt mustard
garam & merica secukupnya
Kulit:
tepung terigu (plain flour)
tepung roti (bread crumbs)
1 butir telur kocok
Cara:
1. Belah dada ayam secara horisontal (melebar), tapi jangan sampai terpotong. Buka di tengah, lumuri dengan mustard, garam & merica.
2. Letakkan roast beef di tengah2 dada ayam, tutup kembali. Bila perlu, tusuk dengan tusuk gigi agar tidak terbuka. Taruh di kulkas selama 30 menit.
3. Labur dada ayam dengan tepung terigu, lalu celupkan dalam telur kocok. Setelah itu labur dengan tepung roti sampai seluruh permukaan dada ayam terlapisi.
4. Goreng dengan api kecil dulu. Setelah 3/4 matang, besarkan api. Jangan lupa buang tusuk gigi setelah menggoreng, sebelum menghidangkan.
Sabtu, 06 Agustus 2011
Sosis Masak Pedas
Sosis merupakan bahan pangan yang lezat dan mudah diolah. Praktis disajikan sebagai bahan lauk sahur. Agar lebih kaya gizi, padukan sosis dengan sayuran seperti asparagus. Bumbui dengan bawang putih dan cabai hijau agar sesuai selera lidah kita.
Bahan:
250 g sosis sapi, potong sesuai selera
100 g asparagus, potong-potong
150 ml air
4 sdm minyak goreng
Bumbu:
3 buah cabe merah, haluskan
2 buah cabai hijau, potong serong
5 siung bawang putih, haluskan
4 siung bawang merah, haluskan
1 sdm kecap manis
1 sdt garam halus
Cara Membuat:
1. Panaskan minyak, tumis bawang merah, bawang putih, cabe merah, dan cabai hijau hingga harum. Masukan potongan sosis, masak hingga sosis berubah warna.
2. Tuang air, kecap manis dan garam. Masak hingga air mendidih. Tambahkan asparagus, masak hingga semua bahan matang dan bumbu meresap. Angkat.
3. Tuang ke dalam pinggan saji. Hidangkan hangat.
Untuk 5 Porsi
Tips: Sayur asparagus bisa diganti dengan kembang kol, buncis atau kapri.
Sabtu, 23 Juli 2011
Segudang Aspirasiku untuk Indonesiaku Tercinta
Indonesia
Menyedihkan
Negara yang paling kaya diantara negara lain
Tapi nasib bangsanya lebih mengenaskan daripada negara yang paling miskin sekalipun.
Seribu kesedihan tuk negara ini. semakin banyak tau tentang indonesia, semakin membuat hati pilu
Sungguh mengiris hati.
Bangsa yang besar namun rapuh, yang tega melupakan sejarah kemerdekaan.
Selama ini upacara hanya sebuah seremonial belaka, untuk menutupi kebobrokan para pemimpin korup !
Kalimat "Hukum berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat" hanya menjadi OMONG KOSON.
Polisi itu tugasnya ngayomi rakyat to ngayomi pejabat?
Jalan kita jauh dari cahaya..
Kita terlalu memandang keatas tak sadar masih banyak orang-orang yang nasibnya kurang beruntung dari kita.
Sadarlah wahai para wakil rakyat,dengarkan,dan lihatlah renungkan oleh kalian semua.
Mari kita angkat bersama bendera kita untuk berlindung dari debu2 kebobrokan cahaya kehidupan kita dalam bernegara dan berbangsa tentu bisa kita raih dengan persatuan.
Kami rindu kebebasan atas hati ini.
Hiduplah tanahku.. !!
Hiduplah negeriku. !!
Menyedihkan
Negara yang paling kaya diantara negara lain
Tapi nasib bangsanya lebih mengenaskan daripada negara yang paling miskin sekalipun.
Seribu kesedihan tuk negara ini. semakin banyak tau tentang indonesia, semakin membuat hati pilu
Merdeka-kah anak ini ? |
Sungguh mengiris hati.
Bangsa yang besar namun rapuh, yang tega melupakan sejarah kemerdekaan.
Selama ini upacara hanya sebuah seremonial belaka, untuk menutupi kebobrokan para pemimpin korup !
Kalimat "Hukum berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat" hanya menjadi OMONG KOSON.
Polisi itu tugasnya ngayomi rakyat to ngayomi pejabat?
Jalan kita jauh dari cahaya..
Kita terlalu memandang keatas tak sadar masih banyak orang-orang yang nasibnya kurang beruntung dari kita.
Sadarlah wahai para wakil rakyat,dengarkan,dan lihatlah renungkan oleh kalian semua.
Mari kita angkat bersama bendera kita untuk berlindung dari debu2 kebobrokan cahaya kehidupan kita dalam bernegara dan berbangsa tentu bisa kita raih dengan persatuan.
Kami rindu kebebasan atas hati ini.
1000 tangan untuk kebebasan |
Hiduplah tanahku.. !!
Hiduplah negeriku. !!
Kamis, 07 Juli 2011
Sebuah Cerita
Hmmmmm begitu indah ketika aku teringat akan sebuah cerita panjang yang telah berlalu
Sebuah cerita yang telah mewarnai setiap langkahku dihari-hari itu
Mungkin itu adalah hal yang mustahil
Namun aku terus berharap agar dapat mengulang kembali ketika duduk bersamamu dibangku itu
Berbagi kasih, motivasi, inspirasi, dan bercerita tentang hari yang telah kita lewati bersama
Waktu tak akan dapat terulang kembali dan hanya bisa kutuliskan semua kenangan ini
Seperti memandang langit biru yang tak bertepi
Sambil menahan rasa yang tak terucapkan
Menjadikan semua itu cerita kecil yang berharga dan penuh makna disetiap hembusan nafasku
Semua tulisan ini adalah cerita abadi yang tak akan pernah terlupakan
Rabu, 06 Juli 2011
Penyakit Aneh (Pada Wanita)
Nangisuitis
Akibat Terlalu Sensitif. Gejalanya Bibir Cemberut. Mata Kedip-Kedip. Efek Sampingnya Mata Bengkak, Sapu Tangan Banjir, Hidung Meler, Bawaannya Ngurung Diri Atau Terkena Penyakit Curhatitis A.
Curhatitis B
Bawaanya Pengen Nyerocos, Efek Samping Rahasia Orang Bisa Bocor, Terkena Nangisuitis,
Shooping Syndrome
Gejalanya Jalan Mulu, Mata Melotot, Efek Sampingnya Lidah Ngiler, Mulut Nganga, Dompet Jadi Tipis. Jika Sudah Masuk Stadium 4 ( Parah Banget ) Dompet Cowoknya Ikut Tipis.
Cerewetisme
Lebih Parah Dari Curhatitis B, Tidak Mengandung Titik Koma. Efek Samping Muncrat, Telinga Tetangga Budek, Dada Cowonya Bisa Jadi Lebih Halus Karena Sering Mengelus.
Lamanian Dandanitos
Pengennya Diem Depan Cermin. Tangan Kiri Gatel-Gatel Pengen Pegang Sisir, Tangan Kanan Kram-Kram Pengen Teplok-Teplok Pipi Pake Bedak. Efek Samping: Menor, Telat, Cowoknya Berkarat.
Cemburunotomy
Gejala Muka Lonjong, Tangan Mengepal, Alis Menukik.
Ngambekilation
Gejala Hampir Sama Dengan Cemburunotomy.
Akibat Terlalu Sensitif. Gejalanya Bibir Cemberut. Mata Kedip-Kedip. Efek Sampingnya Mata Bengkak, Sapu Tangan Banjir, Hidung Meler, Bawaannya Ngurung Diri Atau Terkena Penyakit Curhatitis A.
Curhatitis B
Bawaanya Pengen Nyerocos, Efek Samping Rahasia Orang Bisa Bocor, Terkena Nangisuitis,
Shooping Syndrome
Gejalanya Jalan Mulu, Mata Melotot, Efek Sampingnya Lidah Ngiler, Mulut Nganga, Dompet Jadi Tipis. Jika Sudah Masuk Stadium 4 ( Parah Banget ) Dompet Cowoknya Ikut Tipis.
Cerewetisme
Lebih Parah Dari Curhatitis B, Tidak Mengandung Titik Koma. Efek Samping Muncrat, Telinga Tetangga Budek, Dada Cowonya Bisa Jadi Lebih Halus Karena Sering Mengelus.
Lamanian Dandanitos
Pengennya Diem Depan Cermin. Tangan Kiri Gatel-Gatel Pengen Pegang Sisir, Tangan Kanan Kram-Kram Pengen Teplok-Teplok Pipi Pake Bedak. Efek Samping: Menor, Telat, Cowoknya Berkarat.
Cemburunotomy
Gejala Muka Lonjong, Tangan Mengepal, Alis Menukik.
Ngambekilation
Gejala Hampir Sama Dengan Cemburunotomy.
Selasa, 21 Juni 2011
SENYUMAN ALEX
Aku menatap bocah enam tahun yang berdiri di depanku. Tubuhnya penuh dengan daki. Aroma tak sedap merasuki penciumanku. Entah sudah berapa lama tubuhnya yang mungil tak bersentuhan dengan air dan sabun mandi.
Bola matanya yang indah memancarkan sebuah semangat. Astaga! Senyumannya manis sekali ketika dia tersenyum padaku. Sepasang lesung pipi menghiasi wajahnya. Laksana pelangi yang menghiasai langit hujan.
“Nama kamu siapa?” tanyaku sambil membalas senyumnya.
“Alexander,” jawabnya sambil tangannya memainkan ujung bajunya yang memiliki banyak tambalan.
“Alex, datang dengan siapa ke sini?”
Diam. Tak ada jawaban. Pandangannya menyapu lantai kelas yang kosong. Masih belum ada murid yang datang. Biasanya kalau hujan seperti ini murid-murid datangnya suka agak telat.
Ada sebutir air mata yang mendadak jatuh membasahi pipinya. Aku menjadi bingung dengan reaksinya atas pertanyanku.
“Alex, datang sendiri ya?” tanyaku sambil menggengam tangannya yang dingin.
“Emang kalau ngga ada mama sama papa ngga boleh sekolah di sini ya, kak?” jawabnya pelan.
Jawaban Alex menusuk hatiku.
“Siapa pun bisa belajar di sini. Termasuk kamu,” jawabku lalu mengelus-ngelus kepalanya dengan lembut.
“Alex ngga punya papa dan mama. Papa dan mama Alex sudah meninggal. Alex hanya tinggal dengan nenek.”
Aku memperhatikan kantong plastik tua yang dibawanya. Merasa, aku penasaran dengan isi kantong plastik tersebut. Alex langsung mengeluarkan isinya.
Ya Tuhan! Aku mencoba membendung air mataku tidak jatuh.
Miris. Sesak. Sedih dan terharu menyatu di dalam dadaku melihat isi kantong plastik yang di bawanya.
Dengan bangganya dia memperlihatkanku, beberapa lembar kalender usang yang telah dipotong empat lalu di lobangi dan diikat dengan tali dijadikan buku. Sebuah pensil yang sepertinya sudah di serut dengan pisau.
“Buku Alex, jelek ya kak?” Aku langsung memeluknya.
Suaraku sepertinya tertahan di tenggorokanku. Aku tak mampu mengatakan apa pun. Air mataku pun berhasil jatuh. Aku mengagumi semangatnya yang ingin belajar. Sebuah semangat yang luar biasa di antara keterbatasan yang dimilikinya.
Sewaktu aku kecil, aku sering merobek bukuku hanya untuk membuat pesawat kertas atau perahu. Ketika aku duduk di bangku SMP dan SMA, bukuku sering penuh dengan coretan yang tidak jelas.
*****
Selesai kelas dan anak-anak lainnya sudah pulang semua. Aku menggantar Alex pulang. Bukan karena dia tidak bisa pulang sendiri. Tapi aku ingin melihat di mana dia tinggal.
“Kakak, ini rumah Alex!” ucapnya dengan penuh kebanggan. Tak ada sedikit pun rasa malu.
Ini bukan rumah apa lagi gubuk.
Aku memperhatikan hamparan tikar tua yang menjadi alas. Sekat setinggi lutut orang dewasa mengelilingi rumah Alex. Tidak ada dinding sama sekali apa lagi atap. Jalan tol megah menjadi atapnya. Tumpukan kardus menjadi perabot rumah tersebut. Halamannya penuh dengan tumpukan gelas dan botol bekas air mineral.
“Masuk, kak! Nenek lagi ngga ada. Masih mulung!”
Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya. Aku masuk lalu menghempaskan tubuhku ke lantai.
“Kak, ini airnya diminum ya,” ucap Alex lalu menyerahkan segelas air putih.
Aku meraih gelas yang penuh dengan air putih tersebut lalu meminumnya. Terasa aneh di lidahku. Sepertinya itu adalah air sumur yang telah di rebus.
*****
Dalam kurun dua minggu Alex sudah bisa mengenal semua abjad dan angka. Prestasi yang tidak dapat diikuti oleh teman-teman sekelasnya yang lain.
“Wow! Alex hebat! Sudah bisa mengenal semua huruf,” pujiku setelah kelas selesai.
Dengan malu-malu dia tersenyum padaku. Detik berikutnya, dia mencari sesuatu di dalam tas yang pernah aku berikan padanya.
“Alex, mau bisa baca Alkitab seperti mama dan papa dulu. Makanya Alex mau belajar.”
Wajahku rasanya seperti tertampar. “Maafkan aku, Tuhan. Pagi ini aku belum sempat membaca Firman-Mu.” Bisikku dalam hati.
*****
Wajahku memancarkan kegelisahan. Entah kenapa, aku merasa kuatir ketika Alex belum juga datang. Tidak seperti biasanya, jam segini dia sudah datang. Selalu dia menjadi murid yang pertama kali hadir di kelas. Lima menit lagi kelas akan di mulai.
Hingga waktu jam proses belajar mengajar, Alex tidak datang.
“Sakitkah dia?” tanyaku dallam hati.
Tak ada satu pun yang tahu alasan Alex tidak hadir hari ini di kelas.
Selesai kelas, aku langsung bergegas menuju ke tempat tinggalnya. Sebelum sampai ke rumah Alex, seorang ibu menyapaku.
“Cari Alex ya, kak?”
Aku menganggukan kepala sambil menjawab “Iya, bu!”
“Alex di rumah sakit, kak! Semalam Alex …….”
Sungguh, aku tidak mampu mendengar penjelasan ibu tersebut. Seragam dan perlengkapan sekolah yang aku pegang untuk Alex rasanya ingin lepas dari tanganku.
*****
Rasanya langit seperti runtuh dan menimpaku ketika melihat keadaan Alex. Tangan kanannya penuh dengan perban. Alex kecelakaan ketika membantu neneknya memulung dan tangan kanannya terlindas ban truk sehingga dia harus diamputasi. Dengan bekal pinjaman sana-sini dan bantuan tetangga serta pengguna jalan raya yang menyaksikan peristiwa tersebut, akhirnya Alex di bawa ke rumah sakit.
Kantong plastik yang berisi seragam sekolah, tas dan perlengkapan sekolah terlepas dari tanganku. Masih terngiang dikepalaku percakapan kami kemaren.
“Kak, Alex mau masuk SD tapi kata nenek, uangnya belum cukup. Katanya baju seragam sekolah mahal.
Tapi Alex percaya kalau Tuhan pasti akan kasih nenek duit biar Alex bisa sekolah.”
“Alex, pasti sekolah. Percayalah!”
Tangan kanannya yang buntung dibalut perban. Betapa mirisnya hatiku melihat perban itu. Aku melihat tubuhnya yang pucat dan menahan rasa sakit diantara selang infus yang masih terpasang ditubuhnya.
Aku mengumpulkan semua kekuatanku hanya untuk menyapanya.
“Hallo, Alex?”
Aku duduk di sisinya. Aku membelai rambutnya.
“Kak, tangan Alex sakit sekali. Tangan Alex kenapa dipotong? Kan Alex mau nulis?”
Aku mencoba untuk menahan air mataku untuk tidak jatuh membasahi pipiku. Aku tidak boleh menangis didepan Alex.
“Alex pasti sembuh!” kataku mencoba menghiburnya.
“Kalo Alex sembuh itu artinya tangan Alex tumbuh lagi ya, kak?”
Nenek Alex yang berdiri dibelakangku memegang erat pundakku. Hanya Tuhan yang tau betapa perihnya hati ini melihat keadaan Alex.
“Iya, Alex lupa. Alex bisa menulis pakai tangan kiri. Kalau Tuhan ngga kasih mujizat untuk numbuhin tangan kanan Alex, tuhan pasti kasih mujizat buat Alex untuk menulis dengan tangan kiri.” Ucapnya dengan senyuman.
Aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak jatuh. Aku juga merasakan tetesan air mata nenek Alex jatuh membasahi bahuku. Aku ngga bisa membayangkan kalau aku mengalami apa yang dialaminya. Aku mungkin bisa gila! Tapi berbeda dengan Alex. Dia tetap optimis meski dia sendiri tidak tahu arti optimis itu apa.
“Nanti kakak akan ajarin kamu menulis ya!”
“Kapan?” tanyanya.
“Kalau kamu sembuh nanti.”
“Kakak kenapa menangis? Aku aja yang kecil ngga nangis.”
Aku cepat-cepat menghapus air mataku demikian juga neneknya.
“Aku mau nyanyi untuk kakak, bolehkan?”
Aku hanya menganggukan kepala lalu mengalunlah sebuah lagu.
KU YAKIN SAAT KAU BERFIRMAN
KU MENANG SAAT KAU BERTINDAK
HIDUPKU HANYA DITENTUKAN
OLEH PERKATAAN-MU
KU AMAN KAR’NA KAU MENJAGA
KU KUAT KAR’NA KAU MENOPANG
HIDUPKU HANYA DITENTUKAN
OLEH KUASA-MU
BAGI TUHAN TAK ADA YANG MUSTAHIL
BAGI TUHAN TAK ADA YANG TAK MUNGKIN
MUJIZAT-NYA DISEDIAKAN BAGIKU
KU DIANGKAT DAN DIPULIHKAN-NYA
Sumber : http://muda.kompasiana.com/2011/06/18/senyuman-alex/
Bola matanya yang indah memancarkan sebuah semangat. Astaga! Senyumannya manis sekali ketika dia tersenyum padaku. Sepasang lesung pipi menghiasi wajahnya. Laksana pelangi yang menghiasai langit hujan.
“Nama kamu siapa?” tanyaku sambil membalas senyumnya.
“Alexander,” jawabnya sambil tangannya memainkan ujung bajunya yang memiliki banyak tambalan.
“Alex, datang dengan siapa ke sini?”
Diam. Tak ada jawaban. Pandangannya menyapu lantai kelas yang kosong. Masih belum ada murid yang datang. Biasanya kalau hujan seperti ini murid-murid datangnya suka agak telat.
Ada sebutir air mata yang mendadak jatuh membasahi pipinya. Aku menjadi bingung dengan reaksinya atas pertanyanku.
“Alex, datang sendiri ya?” tanyaku sambil menggengam tangannya yang dingin.
“Emang kalau ngga ada mama sama papa ngga boleh sekolah di sini ya, kak?” jawabnya pelan.
Jawaban Alex menusuk hatiku.
“Siapa pun bisa belajar di sini. Termasuk kamu,” jawabku lalu mengelus-ngelus kepalanya dengan lembut.
“Alex ngga punya papa dan mama. Papa dan mama Alex sudah meninggal. Alex hanya tinggal dengan nenek.”
Aku memperhatikan kantong plastik tua yang dibawanya. Merasa, aku penasaran dengan isi kantong plastik tersebut. Alex langsung mengeluarkan isinya.
Ya Tuhan! Aku mencoba membendung air mataku tidak jatuh.
Miris. Sesak. Sedih dan terharu menyatu di dalam dadaku melihat isi kantong plastik yang di bawanya.
Dengan bangganya dia memperlihatkanku, beberapa lembar kalender usang yang telah dipotong empat lalu di lobangi dan diikat dengan tali dijadikan buku. Sebuah pensil yang sepertinya sudah di serut dengan pisau.
“Buku Alex, jelek ya kak?” Aku langsung memeluknya.
Suaraku sepertinya tertahan di tenggorokanku. Aku tak mampu mengatakan apa pun. Air mataku pun berhasil jatuh. Aku mengagumi semangatnya yang ingin belajar. Sebuah semangat yang luar biasa di antara keterbatasan yang dimilikinya.
Sewaktu aku kecil, aku sering merobek bukuku hanya untuk membuat pesawat kertas atau perahu. Ketika aku duduk di bangku SMP dan SMA, bukuku sering penuh dengan coretan yang tidak jelas.
*****
Selesai kelas dan anak-anak lainnya sudah pulang semua. Aku menggantar Alex pulang. Bukan karena dia tidak bisa pulang sendiri. Tapi aku ingin melihat di mana dia tinggal.
“Kakak, ini rumah Alex!” ucapnya dengan penuh kebanggan. Tak ada sedikit pun rasa malu.
Ini bukan rumah apa lagi gubuk.
Aku memperhatikan hamparan tikar tua yang menjadi alas. Sekat setinggi lutut orang dewasa mengelilingi rumah Alex. Tidak ada dinding sama sekali apa lagi atap. Jalan tol megah menjadi atapnya. Tumpukan kardus menjadi perabot rumah tersebut. Halamannya penuh dengan tumpukan gelas dan botol bekas air mineral.
“Masuk, kak! Nenek lagi ngga ada. Masih mulung!”
Tanpa menunggu perintah untuk kedua kalinya. Aku masuk lalu menghempaskan tubuhku ke lantai.
“Kak, ini airnya diminum ya,” ucap Alex lalu menyerahkan segelas air putih.
Aku meraih gelas yang penuh dengan air putih tersebut lalu meminumnya. Terasa aneh di lidahku. Sepertinya itu adalah air sumur yang telah di rebus.
*****
Dalam kurun dua minggu Alex sudah bisa mengenal semua abjad dan angka. Prestasi yang tidak dapat diikuti oleh teman-teman sekelasnya yang lain.
“Wow! Alex hebat! Sudah bisa mengenal semua huruf,” pujiku setelah kelas selesai.
Dengan malu-malu dia tersenyum padaku. Detik berikutnya, dia mencari sesuatu di dalam tas yang pernah aku berikan padanya.
“Alex, mau bisa baca Alkitab seperti mama dan papa dulu. Makanya Alex mau belajar.”
Wajahku rasanya seperti tertampar. “Maafkan aku, Tuhan. Pagi ini aku belum sempat membaca Firman-Mu.” Bisikku dalam hati.
*****
Wajahku memancarkan kegelisahan. Entah kenapa, aku merasa kuatir ketika Alex belum juga datang. Tidak seperti biasanya, jam segini dia sudah datang. Selalu dia menjadi murid yang pertama kali hadir di kelas. Lima menit lagi kelas akan di mulai.
Hingga waktu jam proses belajar mengajar, Alex tidak datang.
“Sakitkah dia?” tanyaku dallam hati.
Tak ada satu pun yang tahu alasan Alex tidak hadir hari ini di kelas.
Selesai kelas, aku langsung bergegas menuju ke tempat tinggalnya. Sebelum sampai ke rumah Alex, seorang ibu menyapaku.
“Cari Alex ya, kak?”
Aku menganggukan kepala sambil menjawab “Iya, bu!”
“Alex di rumah sakit, kak! Semalam Alex …….”
Sungguh, aku tidak mampu mendengar penjelasan ibu tersebut. Seragam dan perlengkapan sekolah yang aku pegang untuk Alex rasanya ingin lepas dari tanganku.
*****
Rasanya langit seperti runtuh dan menimpaku ketika melihat keadaan Alex. Tangan kanannya penuh dengan perban. Alex kecelakaan ketika membantu neneknya memulung dan tangan kanannya terlindas ban truk sehingga dia harus diamputasi. Dengan bekal pinjaman sana-sini dan bantuan tetangga serta pengguna jalan raya yang menyaksikan peristiwa tersebut, akhirnya Alex di bawa ke rumah sakit.
Kantong plastik yang berisi seragam sekolah, tas dan perlengkapan sekolah terlepas dari tanganku. Masih terngiang dikepalaku percakapan kami kemaren.
“Kak, Alex mau masuk SD tapi kata nenek, uangnya belum cukup. Katanya baju seragam sekolah mahal.
Tapi Alex percaya kalau Tuhan pasti akan kasih nenek duit biar Alex bisa sekolah.”
“Alex, pasti sekolah. Percayalah!”
Tangan kanannya yang buntung dibalut perban. Betapa mirisnya hatiku melihat perban itu. Aku melihat tubuhnya yang pucat dan menahan rasa sakit diantara selang infus yang masih terpasang ditubuhnya.
Aku mengumpulkan semua kekuatanku hanya untuk menyapanya.
“Hallo, Alex?”
Aku duduk di sisinya. Aku membelai rambutnya.
“Kak, tangan Alex sakit sekali. Tangan Alex kenapa dipotong? Kan Alex mau nulis?”
Aku mencoba untuk menahan air mataku untuk tidak jatuh membasahi pipiku. Aku tidak boleh menangis didepan Alex.
“Alex pasti sembuh!” kataku mencoba menghiburnya.
“Kalo Alex sembuh itu artinya tangan Alex tumbuh lagi ya, kak?”
Nenek Alex yang berdiri dibelakangku memegang erat pundakku. Hanya Tuhan yang tau betapa perihnya hati ini melihat keadaan Alex.
“Iya, Alex lupa. Alex bisa menulis pakai tangan kiri. Kalau Tuhan ngga kasih mujizat untuk numbuhin tangan kanan Alex, tuhan pasti kasih mujizat buat Alex untuk menulis dengan tangan kiri.” Ucapnya dengan senyuman.
Aku tidak bisa menahan air mataku untuk tidak jatuh. Aku juga merasakan tetesan air mata nenek Alex jatuh membasahi bahuku. Aku ngga bisa membayangkan kalau aku mengalami apa yang dialaminya. Aku mungkin bisa gila! Tapi berbeda dengan Alex. Dia tetap optimis meski dia sendiri tidak tahu arti optimis itu apa.
“Nanti kakak akan ajarin kamu menulis ya!”
“Kapan?” tanyanya.
“Kalau kamu sembuh nanti.”
“Kakak kenapa menangis? Aku aja yang kecil ngga nangis.”
Aku cepat-cepat menghapus air mataku demikian juga neneknya.
“Aku mau nyanyi untuk kakak, bolehkan?”
Aku hanya menganggukan kepala lalu mengalunlah sebuah lagu.
KU YAKIN SAAT KAU BERFIRMAN
KU MENANG SAAT KAU BERTINDAK
HIDUPKU HANYA DITENTUKAN
OLEH PERKATAAN-MU
KU AMAN KAR’NA KAU MENJAGA
KU KUAT KAR’NA KAU MENOPANG
HIDUPKU HANYA DITENTUKAN
OLEH KUASA-MU
BAGI TUHAN TAK ADA YANG MUSTAHIL
BAGI TUHAN TAK ADA YANG TAK MUNGKIN
MUJIZAT-NYA DISEDIAKAN BAGIKU
KU DIANGKAT DAN DIPULIHKAN-NYA
Sumber : http://muda.kompasiana.com/2011/06/18/senyuman-alex/
Senin, 20 Juni 2011
Resiko Terlalu Banyak Minum Minuman Bersoda
Minuman bersoda menjadi favorit jutaan orang. Rasanya manis dan menyegarkan. Dan terasa lebih nikmat jika diminum saat cuaca panas atau usai makan siang.
Tapi apa yang terjadi jika Anda minum soda terlalu sering atau malah setiap hari? Seperti dikutip dari Shine Senin (20/6), inilah empat dampak minum minuman bersoda terlalu sering:
1. Tambah gendut
Di Amerika Serikat, sederet penelitian membuktikan secara ilmiah bahwa minuman bersoda menjadi penyebab obesitas atau kelebihan berat badan. Banyak anak kecil, remaja bahkan dewasa memiliki tubuh yang gendut akibat terlalu sering minum soda.
2. Diabetes tinggal menghitung waktu
Orang yang minum soda setiap hari memiliki risiko mengidap diabetes hingga dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau tak pernah minum minuman bersoda.
3. Berisiko mengalami serangan jantung
Selain diabetes, seseorang yang minum minuman bersoda setiap hari, dalam empat tahun memiliki risiko terkena serangan jantung 40 persen lebih tinggi ketimbang yang tidak. Bukan cuma itu, kadar kolesterol jahat pun ikut naik akibat konsumsi soda berlebihan.
4. Menderita berbagai gangguan kesehatan
Minuman bersoda tak hanya mengandung kadar gula yang tinggi, tapi juga kafein. Beberapa ahli mengatakan, jika minuman bersoda sudah jadi bagian dari “gaya hidup”, maka efeknya akan tak jauh beda dengan obat-obatan terlarang. Alhasil jangan heran jika akan ada organ-organ vital tubuh yang mengalami gangguan fungsi.
Jadi mulai sekarang, perbanyaklah konsumsi air putih minimal dua liter sehari. Gantilah minuman bersoda dengan teh hijau atau jamu tradisional yang alami.\
sumber : http://id.berita.yahoo.com/apa-yang-terjadi-jika-minum-soda-berlebihan-.html
Tapi apa yang terjadi jika Anda minum soda terlalu sering atau malah setiap hari? Seperti dikutip dari Shine Senin (20/6), inilah empat dampak minum minuman bersoda terlalu sering:
1. Tambah gendut
Di Amerika Serikat, sederet penelitian membuktikan secara ilmiah bahwa minuman bersoda menjadi penyebab obesitas atau kelebihan berat badan. Banyak anak kecil, remaja bahkan dewasa memiliki tubuh yang gendut akibat terlalu sering minum soda.
2. Diabetes tinggal menghitung waktu
Orang yang minum soda setiap hari memiliki risiko mengidap diabetes hingga dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang jarang atau tak pernah minum minuman bersoda.
3. Berisiko mengalami serangan jantung
Selain diabetes, seseorang yang minum minuman bersoda setiap hari, dalam empat tahun memiliki risiko terkena serangan jantung 40 persen lebih tinggi ketimbang yang tidak. Bukan cuma itu, kadar kolesterol jahat pun ikut naik akibat konsumsi soda berlebihan.
4. Menderita berbagai gangguan kesehatan
Minuman bersoda tak hanya mengandung kadar gula yang tinggi, tapi juga kafein. Beberapa ahli mengatakan, jika minuman bersoda sudah jadi bagian dari “gaya hidup”, maka efeknya akan tak jauh beda dengan obat-obatan terlarang. Alhasil jangan heran jika akan ada organ-organ vital tubuh yang mengalami gangguan fungsi.
Jadi mulai sekarang, perbanyaklah konsumsi air putih minimal dua liter sehari. Gantilah minuman bersoda dengan teh hijau atau jamu tradisional yang alami.\
sumber : http://id.berita.yahoo.com/apa-yang-terjadi-jika-minum-soda-berlebihan-.html
Langganan:
Postingan (Atom)